Pandemi Covid-19: Gambar Besar


Ketersediaan informasi terkait Covid-19 dapat dikatakan melimpah dan sangat beragam. Tantangannya, limpahan dan ragam informasi dapat mengaburkan citra utuh atau gambar besar dari isu pokok yang dalam konteks kali ini adalah pandemi Covid-19. Tulisan ini bermaksud memotret gambar utuh yang dimaksud. Yang ingin dipotret adalah gambaran global secara holistik; fokusnya, agar manageable, diberikan pada beberapa negara yang dinilai paling terinfeksi. Pertanyaan yang ingin dijawab, seberapa luas kasus Covid-19 menginfeksi masyarakat global, bagaimana statusnya saat ini, dan bagaimana kecenderungannya secara umum. Juga, bagaimana kinerja Indonesia dalam kancah global. Sumber data diperoleh dari Worlmeter dan John Hopkins, dua sumber yang secara luas diakui kredibilitasnya.

Sebaran Kasus Antar Negara

Menurut data Worldmeter, per 27/4/2020 sekitar Pukul 6.00 GMT, secara global ada sekitar 3.0 juta orang yang terinfeksi Covid-19, sekitar 207,000 di antaranya meninggal. Angka-angka ini tersebar di lebih 210 negara[1] dengan sangat tidak merata dan sangat terkonsentrasi di belasan negara. Indikasinya, 2 dari 3 kasus Covid-19 ditemukan di 7 negara paling terinfeksi yaitu Amerika Serikat (AS), Italia, Spanyol, Prancis, Jerman, Inggris dan Turki. Angka kasus di masing-masing tujuh negara ini 6 digit atau ratus-ribuan. Khusus untuk AS, angkanya hampir 7 digit.

Di kebanyakan negara, kasus terinfeksi Covid-19 sebenarnya relatif kecil, Hal ini terlihat dari angka mediannya yang hanya 425 (lihat Tabel 1). Ini berarti 50% negara yang terinfeksi Covid-19 hanya memiliki kasus 425 atau kurang. Dengan mengacu pada tabel itu, Indonesia dengan sekitar 9,000 kasus  berada posisi antara persentil 75% dan 90% atau 10%-25% tertinggi di Dunia.

Tabel 1: Sebaran Total Kasus Covid-19 menurut Negara

Sumber: Diolah dari  Worldmeter

Besarnya variasi kasus antar negara terlihat dari angka varian (11 digit); kumencengangnya terlihat dari angka Skewness dan angka Kurtosis. Kemencengannya juga terlihat dari besar perbedaan antara angka rata-rata dan mediannya.

Profil 10 Negara Paling Terinfeksi

Tabel 2, kolom 1, memotret sangat terkonsentrasinya kasus global: secara rata-rata, 7 dari 10 kasus terinfeksi Covid-19 berasal dari 10 negara terdaftar pada tabel itu. Yang perlu dicatat, angka-angka pada kolom ini termasuk kasus yang sudah dinyatakan meninggal (kolom 3) atau tersembuhkan (kolom 4). Jika dua kategori kasus ini dikeluarkan maka hasilnya adalah kasus aktif sebagaimana disajikan pada kolom 2. Kasus aktif (kolom 2) inilah yang menyajikan gambar besar masalah Covid-19 secara lebih cermat dibandingkan total kasus (kolom 1). Totalnya secara global ada sekitar dua juta kasus aktif.

Seperti yang ditunjukkan oleh Tabel 2, kasus aktif (kolom 2) mengoreksi urutan negara jika dibandingkan urutan sebelumnya menggunakan kasus total (kolom 1). Sebagai ilustrasi, Inggris terkoreksi dari urutan-6 (kolom 1) ke urutan-2 (kolom 2) sementara Cina dari peringkat-8 (kolom 1) ke peringkat-10 (kolom 2).

Tabel 2: Profil Pandemi Covid-19 di 10 Negara Terpilih

Sumber: Diolah dari Worldmeter

Kolom 5 Tabel 2 menunjukkan baru sekitar 30% total kasus yang terinfeksi Covid-19 dapat disembuhkan (recovered). Ini berlaku di 10 negara terinfeksi maupun di luar negara-negara itu. Sisanya yang 70% masih aktif atau sudah meninggal. Ini merefleksikan masih besarnya tantangan global untuk menangani kasus Covid-19. Dalam konteks ini Indonesia masih sangat terbelakang.

Kolom 6 Tabel itu menyajikan angka proporsi kasus yang ditutup (closed cases) yang berakhir dengan kematian. Diukur dengan indikator ini kinerja global adalah 19%. Angka ini jauh lebih tinggi dari angka 10 negara paling terinfeksi (22%), apalagi Indonesia (36%). Kembali Indonesia terlihat paling terpuruk (setelah Belgia).

Perkembangan Kasus Baru

Grafik 1 menyajikan tren kasus di 10 negara paling terinfeksi (versi Johns Hopkins). Grafik ini secara umum menunjukkan perkembangan yang mulai agak melegakan dalam arti kasusnya sudah melalui titik puncak. Fakta ini yang membuat sebagian negara (atau negara bagian) berani “adu nyali” dengan mulai mengizinkan beroperasi kembali beberapa jenis kegiatan bisnis dan kegiatan sekolah.

Grafik 1: Tren Kasus baru di 10 Negara Paling Terinfeksi

Amerika Serikat

Tren kasus baru di AS sudah merata (flattening) bahkan mulai turun. Walaupun demikian kecenderungan turunnya masih belum meyakinkan. Para ahli epidemiologi di sana secara umum memperkirakan pandemi masih akan terjadi di musim gugur mendatang. Tim dari para ahli ini telah membangun model ramalan untuk setiap negara bagian yang hasilnya dijadikan acuan oleh para gubernur untuk menyikapi kebijakan stay-at-home atau lock down. Tidak semua gubernur mematuhi rekomendasi para ahli.

Grafik 2: Tren Kasus Baru di Amerika Serikat

Cina dan Iran

Seperti tampak pada Grafik 3, bagi Cina puncak kasus sudah dilalui sejak pertengahan Februari; sejak awal Maret kecenderungannya tetap pada level relatif rendah. Bagi Iran, puncak kasus terkesan juga sudah dilalui pada akhir Maret, kecenderungannya angka turun secara konsisten walaupun pada level yang relatif tinggi (dibandingkan Cina).

Grafik 3: Tren Kasus Baru di Cina dan Iran

Eropa

Di tujuh negara Eropa yang diamati kasus baru sudah melalui titik puncak dan mulai menurun walaupun ada perbedaan pola di antara mereka. Denmark (data tidak disajikan) dan Jerman mulai membuka kembali kegiatan sekolah dan beberapa jenis kegiatan usaha. Negara lain seperti Inggris tampak masih agak waswas.

Grafik 4: Tren Kasus Baru di Tujuh Negara Eropa

Indonesia

Grafik 5 menunjukkan kasus baru Covid-19 Indonesia sampai 12/4/20 angkanya cenderung naik. Setelah tanggal itu polanya secara umum berfluktuasi walaupun terjadi penurunan dalam empat hari terakhir. Pola ini ditunjukkan oleh angka rata-rata bergerak 5-harian (berwarna merah). Dengan pola semacam ini masih sulit menduga titik puncak puncak kasus. Implikasinya berbeda dengan pengalaman oleh 10 negara terinfeksi, kebijakan untuk melonggarkan kebijakan PSBB aganya masih terlalu berisiko.

Grafik 5: Tren Kasus Baru di Indonesia

Kesimpulan

Kasus Covid-19 sangat bervariasi antar negara dan sangat didominasi oleh belasan negara khususnya 10 negara paling terinfeksi yaitu AS, Spanyol, Italia, Prancis, Inggris, Jerman, Belgia, Belanda, Cina dan Iran. Secara kasar, dua dari tiga kasus global diwakili oleh 10 negara ini. Diukur dengan kasus baru, tren kasus di 10 negara ini sudah melalui titik puncak dan menurun. Agaknya atas dasarnya ini sebagian negara (dan negara bagian di AS) sudah mulai berani melunakkan kebijakan lock down atau berpikir ke arah sana. Pikiran ke arah sana belum waktunya bagi Indonesia dimana kasus puncak sampai sekarang masih sulit diramalkan. Selain itu, diukur dengan proporsi total kasus yang tersembuhkan dan proporsi kasus ditutup yang meninggal, Indonesia tergolong paling terbelakang. Singkatnya, Indonesia masih perlu bersabar, patience,  “…. So Patience is best benefitting for me… ” (QS 12:83).

Wallahualam.….@

[1] Angka ini termasuk wilayah ‘jajahan” (not-being self governing) dan kapal pesiar Diamond Princes. Kini ada 145 negara yang semuanya anggota PBB kecuali Holy Se dan Palestina.

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.