Konteks
Abad 8-14 dikenal sebagai era emas dalam sejarah Islam (the Islamic Golden Age). Era emas tidak berarti ada stabilitas politik. Di era Imam Ghazali (1058-1111), misalnya, dunia Islam tidak menikmati kesatuan politik: di Spanyol ada Dinasti Umayyah, di Afrika Utara dan sekitar ada Dinasti Fatimiyah (Syiah), dan di Baghdad ada Dinasti Abbasiyah (Suni). Yang terakhir semakin menua di dalam penjara istananya sendiri tanpa kekuatan politik riil dan berperan sekadar simbol kesatuan dunia Islam. Kekuatan politik riil dalam genggaman dinasti Buyids (Syiah) dan itu sudah berlangsung seabad: abad ke-10 dikenal sebagai dekade Syiah. Tiga tahun sebelum Sang Imam dilahirkan Baghdad ditaklukkan oleh suku Saljuk (Turki)[1].
Tulisan mengenai Imam Ghazali (selanjutnya Sang Imam) melimpah. Dalam konteks ini layak disimak pandangan seorang ahli dalam bidang pemikiran filsafat dan keagamaan dari Universitas Gloucestershire (Inggris). Beliau adalah reader dan pengajar di universitas itu untuk kajian Islam, Nietzsche, filsafat Yunani…
View original post 1,036 more words